MENCINTAI SAUDARA SEAGAMA KERANA ALLAH S.W.T.



Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahihnya, dari Abu Hurairah r.a., dia berkata; Rasulullah S.A.W. bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat nanti Allah berfirman; ‘Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena kemuliaan-Ku. Pada hari ini Aku akan memberikan naungan untuk mereka di bawah naungan-Ku, hari ketika tidak ada naungan selain naungan-ku.” (HR. Muslim no. 2566 dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab, bab Fi fadhli hubbi fillah, lihat Sahih Muslim cet. Darul Kutub Ilmiyah, hal. 996).

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Nabi S.A.W. menceritakan, “Ada seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di suatu daerah lain. Maka Allah mengirim malaikat untuk mengintai perjalanannya. Ketika lelaki itu bertemu dengan sosok penjelmaan malaikat tersebut, malaikat itu bertanya kepadanya, “Anda hendak kemana?”. Lelaki itu menjawab, “Saya ingin menemui seorang saudara –seagama- saya yang ada di daerah ini.” Malaikat itu bertanya, “Apakah anda mengharapkan tambahan nikmat (dunia) dengan menemuinya?”. Dia menjawab, “Tidak. Hanya saja saya ingin mengunjunginya karena saya mencintainya kerana Allah ‘azza wa jalla.” Malikat itu pun berkata, “Sesungguhnya aku dikirim oleh Allah untuk menemuimu dan memberitakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu telah mencintainya karena diri-Nya.”(HR. Muslim no. 2567 dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab).

Oleh sebab itulah memboikot (tidak bertegur sapa) saudara sesama muslim lebih dari tiga hari –tanpa haq- merupakan perbuatan yang dapat merusak kecintaan ini.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda, “Tidak halal bagi seorang muslim tidak bertegur saudaranya lebih dari tiga malam. Ketika mereka berdua bertemu, yang satu berpaling dan yang satunya lagi juga berpaling. Yang terbaik di antara mereka berdua adalah yang memulai mengucapkan salam.” (HR. Bukhari dalam Kitab Adab [6077] dan Muslim dalam kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab [2560]).

Dalam riwayat Muslim, Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma meriwayatkan Nabi S.A.W. bersabda, “Tidak halal bagi seorang yang beriman tidak bertegur saudaranya lebih dari tiga hari.” (HR. Muslim dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab [2561]).

Demikian pula, buruk sangka dan mencari-cari kesalahan saudaranya merupakan perbuatan yang merusak ukhuwah islamiyah.

Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda, “Jauhilah oleh kamu prasangka, sesungguhnya prasangka itu adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu saling mencari-cari aib dan saling memata-matai, jangan saling berlumba demi menjatuhkan, jangan saling dengki, jangan saling benci, dan jangan saling membelakangi. Jadilah kamu wahai hamba-hamba Allah, sebagai orang-orang yang bersaudara.” (HR. Bukhari dalam Kitab Adab [6066] dan Muslim dalam Kitab Al-Birr wa Shilah wal Adab [2563]).