DETIK-DETIK KETIKA AMALAN KITA DIBAWA KE LANGIT OLEH MALAIKAT




Pada suatu hari, Nabi Muhammad SAW berkata kepada Mu’adz, “Hai Mu’adz, sesungguhnya aku akan menyampaikan hadis kepada engkau. Jika engkau hafal, niscaya bermanfaat bagimu di sisi Allah. Sedangkan jika engkau sia-siakan dan tidak engkau hafal, niscaya terputuslah hujahmu (alasanmu) di sisi Allah pada hari, kiamat.”


Setelah itu Rasulullah SAW menceritakan kepada Mu’adz tentang perjalanan amal dari langit ke langit, yang ringkasannya adalah sebagai berikut:


Sesungguhnya, sebelum Dia menciptakan langit dan bumi Allah Tabaraka wa Ta’ala menciptakan tujuh malaikat. Kemudian pada tiap-tiap langit diutus satu malaikat sebagai penjaga pintunya. Lalu naiklah para malaikat penjaga amal manusia, membawa amal seorang hamba. Amal itu berjalan diiringi cahaya seperti cahaya matahari. Namun malaikat penjaga pintu langit berkata kepada malaikat penjaga amal, “Pukulkan amal ini kepada muka pemiliknya. Akulah malaikat pengurus umpatan. Aku ditugaskan oleh Tuhanku, agar tidak membiarkan amal seseorang yang di dalamnya terdapat umpatan, melewatiku.”


Kemudian naik lagi malaikat penjaga amal, dengan membawa amal saleh seorang hamba Allah. Amal tersebut dibawa sambil dipuji, dan telah lulus melewati langit dunia atau langit pertama. Namun malaikat penjaga langit kedua menahannya, seraya berkata, “Berhenti..! Pukulkan amal ini kepada pemiliknya. Sesungguhnya pemilik amal ini berkeinginan (bermaksud) untuk mendapatkan kehidupan dunia. Aku ditugaskan oleh Tuhanku, agar tidak membiarkan amal orang yang menyombongkan diri melewatiku. Pemilik amal ini menyombongkan diri kepada manusia dengan amalnya.”


Para malaikat penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba. Amal tersebut gilang-gemilang dengan nur dari sedekah, solat, dan puasa, sehingga membuat takjub malaikat penjaga amal, serta selamat saat melewati langit pertama dan kedua. Tetapi malaikat penjaga langit ketiga menahannya dan berkata, “Berhenti! Pukulkan amal itu kepada muka pemiliknya. Aku adalah malaikat yang mengurus takabbur. Aku ditugaskan oleh Tuhanku supaya tidak membiarkan amal seperti ini melewatiku. Pemilik amal ini suka bersikap takabbur (sombong) kepada manusia di majlis­-majlis mereka.”


Para malaikat penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba yang bercahaya seperti bintang dan menyuarakan tasbih. Ini adalah amal ibadah shalat, haji, dan umrah. Langit pertama, kedua dan ketiga pun berhasil dilaluinya, kemudian tibalah di langit keempat. Malaikat yang bertugas di langit ini berkata kepada mereka, “Berhenti! Tamparkan amal ini ke wajah, punggung, dan perut pemiliknya! Aku adalah malaikat yang bertugas mengurus ujub (riak). Allah menugaskan supaya aku tidak membiarkan amalnya melewatiku. Sesungguhnya manusia ini berbuat atau melakukan suatu amal ibadah, tetapi dimaksudkan untuk ujub’.


Para malaikat penjaga amal itu naik lagi dengan membawa amal hamba. Dan mereka pun berhasil melewati langit pertama, kedua, ketiga dan keempat. Amal itu seakan-akan pengantin puteri yang dihantar untuk diserahkan kepada suaminya. Namun malaikat penjaga langit kelima menahannya dan berkata, “Berhenti! Tamparkan amal ini di pundaknya. Aku malaikat yang bertugas mengurus dengki. Sesungguhnya pemilik amal ini dengki kepada manusia. Dan ia dengki kepada setiap orang, yang mengambil keutamaan dari ibadah. la mencaci maki mereka. Aku disuruh oleh Allah untuk tidak membiarkan amalnya melewatiku.”


Malaikat penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba, yang bersinar laksana rembulan. Sinar ini bersumber dari ibadah shalat, zakat, haji, umrah, jihad dan puasa. Amal ini berhasil melewati langit pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Tetapi malaikat penjaga langit keenam menahannya serta berkata,”Berhenti! Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya, sebab meskipun ia telah melakukan seluruh amalan itu, namun tak pernah mengasihi manusia atau hamba Allah yang tetimpa bala atau penyakit. Bahkan ia membuat mereka lebih parah. Akulah malaikat rahmat yang ditugaskan oleh Allah untuk tidak membiarkan amalnya melewatiku".


Para malaikat penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba berupa puasa, shalat, nafkah (belanja keluarga), zakat, kesungguhan beramal dan wara` Amal itu bersuara layaknya bunyi petir dan memiliki cahaya bagaikan matahari, serta dikawal tiga ribu malaikat. Langit pertama, kedua, ketiga, kempat, kelima dan keenam, berhasil dilaluinya. Maka sampailah di langit ketujuh. Namun malaikat penjaga di langit ini menahan dan berkata, “Berhenti! Tamparkan amal ini ke muka dan seluruh anggota badan pemiliknya.Tutuplah hatinya dengan amal itu. Sesungguhnya aku akan meletakkan dinding (hijab) dari Tuhanku, untuk setiap amal yang tidak dimaksudkan untuk Allah. Pemilik amal ini memiliki tujuan di luar Allah. Dengan amalnya, ia berkeinginan memperoleh sebutan ulama, dan keagungan namanya tersiar di berbagai kota. Allah menugaskan kepadaku agar tidak membiarkan amalnya lolos melewatiku. Setiap amal yang. dilakukan dengan tidak bertujuan mencari ridha Allah (tidak ikhlas), maka termasuk riya. Allah tidak akan menerima amal orang yang riya (ingin dipuji).”


Para malaikat penjaga amal naik lagi dengan membawa amal hamba yang terdiri dari shalat, zakat, puasa, haji, umrah, kebaikan akhlak, diam dan dzikir kepada Allah. Malaikat tujuh langit semuanya ikut menghantarkan, hingga menembus hijab (dinding) demi hijab dan akhimya sampai di hadapan Allah Ta’ala. Lalu mereka (para malaikat) berdiri dihadapan-Nya dan menjadi saksi bahawa amal saleh tersebut dilakukan dengan ikhlas, demi mencari ridha Allah semata.

Kemudian Allah SWT berfirman:
Kamu adalah malaikat penjaga amal hamba-Ku: Sedang Aku adalah Arraqiib (pengintip) terhadap apa yang ada didalam hatinya. Sesungguhnya hamba-Ku tidak menghendaki Aku dengan amal ini. la menghendaki yang lain. Maka kepadanya adalah kutukan-Ku.”


Lalu para malaikat itu menjawab, "Kepadanya kutukan-Mu, dan juga kutukan kami”.
Lalu ketujuh langit dan malaikat yang berada di sana juga melaknat hamba Pemilik amal tersebut…. Begitulah.yang disabdakan Nabi SAW.


Mendengar semua itu menangislah Mu’adz. “Wahai Rasulullah, engkau Rasul Allah, sedang aku hanyalah Mu’adz. Bagaimana aku mampu selamat dari itu semua?”,tanyanya.


Rasulullah SAW bersabda, “Ikutilah aku, walau amal yang kamu bawa kurang: wahai Mu’adz, peliharalah lidahmu dari mencaci saudara-saudaramu dan penghafal AI-Qur’an. Bawalah dosamu atas dirimu sendiri, dan jangan kamu bawa kepada mereka. Janganlah membersihkan dirimu dengan jalan mencela mereka. Jangan pula engkau mengangkat dirimu atas mereka. Janganlah engkau memasukkan amal dunia dalam amal akhirat. Engkau jangan hanya beramal. Jangan pula takabur dalam majlis yang ada. Janganlah berbisik dengan orang sedang di sisimu ada orang lain. Janganlah membesarkan diri di atas manusia, sehingga kebajikan dunia akan terputus darimu. Dan janganlah engkau koyakkan daging manusia, sebab akibatnya nanti, anjing akhirat akan mengoyak-ngoyakmu di dalam neraka."

Allah ta’ala berfirman, `Dan yang menarik dengan perlahan.” (QS: An­Nazi’at:2).

Rasulullah S.A.W bersabda: Tahukah engkau siapakah yang menarik itu, hai Mu’adz.?”
Mu’adz balik bertanya, “Siapakah dia, wahai Rasulullah?.
Nabi Muhammad SAW menjawab,”Dia adalah anjing neraka, yang menarik daging dan tulang.” Mu’adz bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, siapa yang sanggup menahan perkara ini? Dan siapa pula yang boleh terlepas dari padanya?’


Rasulullah SAW menjawab,”Wahai Mu’adz, sesungguhnya mudah bagi orang yang dimudahkan oleh Allah dari hal itu. Cukuplah yang demikian itu untuk senantiasa engkau mencintai umat manusia, dengan yang menurut engkau baik. Jauhilah mereka dengan apa yang menurut engkau jelek. Maka ketika itu (kamu lakukan) selamatlah engkau wahai Mu’adz."


Menurut sebuah riwayat, setelah mendengar langsung hadits ini Mu’adz menjadi hamba Allah yang amat gemar membaca Al Qur’an. Dia begitu takut dengan kandungan sabda Rasulullah SAW tersebut.

DAHSYATNYA RASA SAKIT SAKARATUL MAUT



Sabda Rasulullah SAW : Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW : Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .


Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.


Imam Ghazali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Proses sakaratul maut memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang.

Sakaratul maut untuk orang-orang yang zalim

Imam Ghazali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Nabi Ibrahim a.s untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zalim. Allah S.W.T pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim a.s pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahawa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu

Kisah ini menggambarkan bahawa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.


Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan lagi boleh tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.


"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya". (QS Al-An’am 6:93 )


"(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu". (QS, An-Nahl, 16 : 28-29 )


Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zalim, si malaikat akan berkata:,

Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir di tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! "

Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.


Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kamu yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di syurga atau di neraka”.


Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”.

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghazali mengatakan bahawa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamualaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32 )

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan syurga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.


Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jambatan jambatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.

SOLAT ADALAH TIANG AGAMA

Rasulullah saw bersabda:

“Hal pertama yang diwajibkan oleh Allah swt atas umatku adalah solat lima waktu, hal pertama yang diangkat dari amalan-amalan mereka adalah solat lima waktu, dan hal pertama yang dipertanyakan kepada mereka adalah solat lima waktu.”
[Kanzul ‘Ummal, jilid 7, hadis 18859]













SENTIASALAH MENGINGATI MATI




Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: “Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya.”

Sufyan Atstsauri berkata: “Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka.”


Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: “Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu iaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat.”
 
Usaid bin Abdirrahman berkata: “Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: “Segerakan aku.”, dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: “Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu.” Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: “Kembalikan aku.” dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: “Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu.”


Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: “Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?” Jawabnya: “Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: (Yang bermaksud)”Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya.”

DETIK-DETIK SAKARATUL MAUT



Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa’ bin Aazib r.a. berkata:

Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: “Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.”. Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali.”

Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: “Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya.”


Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi:
“Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang harum ini?” Dijawab: “Roh fulan bin fulan" sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh,

maka Allah S.W.T. berfirman:
Catatlah amalannya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya.”

Maka kembalilah roh ke jasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya:

“Siapa Tuhanmu?”

Maka dijawab: Allah Tuhanku.

Lalu ditanya: “Apakah agamamu?”

Maka dijawab: “Agamaku Islam”

Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?”

Dijawab: “Dia utusan Allah”.

Lalu ditanya: “Bagaimanakah kamu mengetahui itu?”

Maka dijawab: “Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya”

Maka terdengar suara: “Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata.”

Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata:


Terimalah kabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”

 Lalu bertanya: “Siapakah kau?”

Jawabnya: “Saya amalmu yang baik.”

Lalu ia berkata: "Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan kawanku.”

Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata:


Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah.”

Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?”

Dijawab: “Roh fulan bin fulan.” dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya.

Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: (Yang Bermaksud) “Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum.”


Kemudian diperintahkan: “Tulislah amalan orang itu dalam sijjin.” Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat (Yang bermaksud) “Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam.”


Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didalam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya:

“”Siapa Tuhanmu?”

Maka dijawab: “Saya tidak tahu”.

Lalu ditanya: “Apakah agamamu?”

Maka dijawab: “Saya tidak tahu”

Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?”

Dijawab: “Saya tidak tahu”.

Lalu ditanya: “Bagaimanakah kamu mengetahui itu?”

Maka dijawab: “Saya tidak tahu”

Maka terdengar suara seruan dari langit: “Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka", maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata:

Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu.”

Lalu ia bertanya: “Siapakah kau?”

Jawabnya: “Aku amalmu yang jelek.”

Lalu ia berkata: “Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat.”


Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata:
“Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Seorang mukmin jika sakaratul maut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: “Ya ayyatuhannafsul muth ma’innatur ji’i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah.”
(Yang bermaksud) “Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah.”

Maka jika telah keluar rohnya langsung diletak diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin.

Adapun orang kafir jika sakaratul maut didatangi oleh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya:

Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin.”


Alfaqih Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata:
“Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran cukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas.


Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang.”


Abu-Laits berkata: “Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:


1. Menjaga sembahyang lima waktu
2. Banyak bersedekah
3. Banyak membaca al-quran
4. Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal’aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)
Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya.

Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah:
1. Dusta
2. Kianat
3. Adu-adu
4. Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: “Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)

KELEBIHAN SUJUD DI DALAM SOLAT



Sujud melibatkan 5 anggota badan yang bertumpu pada bumi, iaitu dahi, hidung, kedua telapak tangan, lutut, dan kedua hujung kaki (jari-jari kaki). Sujud adalah merendahkan diri, memuji ALLAH and meminta segala macam kepada ALLAH .. Sekaligus, mengikis sifat sombong, ria, takabur, dll.


Dr Fidelma O’Leary, Phd Neuroscience dari St Edward’s University, seorang muallaf, beliau mendapati fakta tentang manfaat sujud bagi kesihatan. Dalam kajiannya dia mandapati ada beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah dan urat ini hanya boleh dimasuki darah pada saat manusia sujud. Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Iaitu, pada waktu-waktu solat yang telah ditetapkan (waktu subuh, zuhur, asar, maghrib, ‘Isya). Subhanallah.
 
Maka, sesiapa yang tidak bersolat maka urat mereka itu tidak akan menerima darah sehingga otaknya tidak berfungsi secara normal. Maka tidak hairan, timbul bermacam-macam gejala sosial masyarakat saat ini.


Karena letak otak di atas jantung, maka kata Alm.Prof Hembing : jantung, hanya mampu membekalkan 20% darah ke otak manusia, jadi dibantu dengan sujud yang lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke otak. (Kalau begitu sesuai apa yang disuruh oleh Nabi Muhammad SAW, supaya kita sujud lama-lama di rakaat terakhir, sambil banyak meminta semua keinginan kita). Manfaat sujud lama-lama ini, untuk menghilangkan pening, dan migrain, menyegarkan otak, menajamkan akal pemikiran (peka), melegakan sistem pernafasan, membetulkan pundi peranakan yang jatuh, memperbaiki kedudukan bayi songsang, dll.


Otak merupakan pusat pengatur dari seluruh kegiatan manusia, di dalamnya terdapat banyak sekali urat-urat saraf, yang mempunyai tugas masing-masing. Bentuknya seperti orang tengah sujud… Subhanallah….!!

AKU LEBIH BAIK DARI KAMU ?




Takabbur sebenarnya adalah hak mutlak dan eksklusif Allah S.W.T.
Tidak ada sesiapa pun yang boleh mencabarNya. Orang yang takabbur pasti akan lebur.
Mereka akan musnah di dunia dan akan terseksa di akhirat. Ini ditegaskan sendiri oleh Allah S.W.T. melalui sebuah hadis qudsi.

Daripada Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah S.A.W. bersabda yang bermaksud:
"Allah S.W.T. berfirman: "Kesombongan adalah selendang-Ku dan Kebesaran adalah Sarung-Ku. Maka sesiapa bersaing dengan-Ku pada salah satu daripada kedua-duanya, maka pasti Ku lemparkan ia ke dalam Jahannam".
(Riwayat Abu Daud, no: 4092 dan Ibn Majah, no:4147).

SEJARAH TAKABBUR

Kederhakaan pertama dalam kalangan makhluk terhadap Allah S.W.T ialah keengganan iblis dalam mematuhi perintah Allah untuk sujud hormat kepada Nabi Adam a.s.
Tidakkah ini disebabkan rasa takabbur?

Iblis yang merasakan dirinya lebih baik, tidak mahu tunduk kepada Nabi Adam a.s. hanya kerana dirinya diciptakan daripada api berbanding Nabi Adam yang dicipta daripada tanah.

TANDA TAKABBUR

1) Tidak suka berdoa
2) Mudah terluka dan melukakan hati orang lain.
3) Sukar memberi dan meminta maaf.
4) Memotong cakap orang lain.
5) Gila kuasa dan jawatan.
6) Cara berpakaian dan berjalan yang angkuh.
7) Gila pujian.
8) Bencana yang menimpa pesaingnya dianggap hasil kelebihan dirinya.
9) Tidak suka berziarah.

ALLAHU AKBAR, ANAI-ANAI PUN TAHU MENJAGA KESUCIAN AL-QURAN



Kejadian ini berlaku di dalam rumah seorang muslim yang bernama En. Md Farooq penduduk Tappachabutra, Hyderabad. Al-quran yang beserta dengan terjemahan dalam bahasa Urdu yang telah berusia 100 tahun ini telah dimakan oleh anai-anai.

Apa yang ajaibnya anai-anai ini memakan semua termasuk terjemahannya tetapi tiada satu pun ayat Al-quran dalam bahasa Arab yang dimakan oleh anai-anai tersebut.

Ini menunjukkan serangga lebih mengerti kesucian ayat suci Al-Quran daripada manusia yang membuang ayat suci Al-Quran di dalam stor.